Sunday, October 21, 2012

A Hug for...

pic from here

“Aku mau tanya, boleh?”

“Tentang?”

“Malah balik bertanya.”

“Oke. Kamu bebas bertanya apapun. Aku juga bebas mau jawab atau tidak.”

“Ih, curang.”

“Hahaha. Sudah, mau tanya apa tadi?”

“Gimana ya. Nggg.. Kamu kalau pulang bareng dengan teman lelaki dengan motor, biasanya bagaimana?”

“Bagaimana apanya?”

“Maksudku, kamu biasanya pegangan apa agar tidak jatuh?”

“Oh. Paling pegang tas atau pundak. Kenapa memangnya?”

“Hehe. Hanya penasaran.”

“Penasaran sama apa sih?”

“Pengin tahu saja. Saat aku mengantarmu pulang pertama kali, kamu memelukku. Kenapa?”

“Hei. Aku tidak memelukmu saat itu. Hanya pegang pundak. Mungkin maksudmu yang kedua kali.”

“Iya iya. Saat kedua kali. Kenapa kamu peluk aku?”

“Memangnya kamu tidak suka aku peluk?”

“Suka! Tentu saja. Tapi aku ingin tahu kenapa.”

“Soalnya kamu ngebut. Jadi peluk itu untuk alasan keamanan.”

“Cungguh?”

“Kamu kebanyakan twitteran deh, pasti. Denger ya, cuma papa dan pacar yang aku peluk saat di motor. Masa aku peluk-peluk tukang ojek. Hih.”

“Yaiya lah kalau tukang ojek. Teman laki-laki yang lain? Teman kampus, misalnya?”

“Tidak, sayang. Cuma kamu yang aku peluk.”

“Walaupun saat itu kita belum pacaran?”

*


Windows shut down automatically. Please save your setting.

Ah, sial.

Ku tutup laptopku dan kembali kupasangkan softcase-nya. Sudah hampir satu jam aku menghabiskan Caramel macchiato ini sendirian. Ku raih blackberry ku yang sedari tadi berkedip manja.


Iya, iya. Ini dibaca. 


Unlock. Yes. Jangan-jangan bbm atau sms dari… 

Ih. Salah lihat. Ini warna oranye, bukan merah!


Tidak ada bbm atau sms dari siapa pun. Tak ada broadcast messages test contact, online shopping ataupun berita-berita hoax lain. Pun email atau mention masuk. Menyedihkan.

Menu berbentuk logo blackberry tanpa bintang merah begitu menggoda untuk dipilih. Ku geser ke arah menu itu, dan... Tak ada menu recent update. Aku lupa, menu itu sudah lama ku matikan. Menguntungkan sebenarnya. Menghindari panggilan alam untuk kepo dan tidak perlu repot dengan orang yang berganti display picture atau status berkali-kali dalam sehari. T-e-r-s-e-r-a-h. Coba, deh. Terbukti membuat hidup lebih tentram. Selain itu juga antisipasi-anti-galau kalau tidak sengaja membaca update status atau melihat display picture-mu.

Ah, ya. Kamu sudah men-delete ku dari bbm kan.

Pertanyaanmu itu... Kamu masih penasaran tidak, ya? Kenapa aku memelukmu. Entahlah, yang jelas karena aku ingin.

Atau kalau kamu memaksaku menjawab dengan alasan lain, aku akan jawab. Karena pelukan itu menenangkan. Bisa menimbulkan rasa aman kemudian menghangatkan. Pelukan juga bisa berarti keinginan untuk terus bersatu. Tidak ingin lepas. Tidak bisa lepas. Juga sulit melepaskan.

Tapi kalau kamu yang ingin, aku bisa apa?

*



“Sekar!”

Pundakku ditepuk dari belakang. Akhirnya yang ku tunggu datang juga.

“Ih lama amat sih. Itu mbak-mbak nya udah bolak-balik ke sini tau, nanyain gue mau pesen apa lagi.”

“Aduh maaf. Tadi di jalan ban motor gue bocor. Ke bengkel dulu tadi. Maaf ya. Lagian lo gue bbm pending.”

“Lowbatt, gak bawa charger. Sorry...”

Lucky you, punya teman seperti gue yang siap membantu lo di kala susah senang. Gimana, laptopnya bawa kan?”

“Bawa, tadi sempet gue nyalain terus tiba-tiba mati. Sekarang gue serahkan sepenuhnya sama lo sebagai dewa penyelamat gadget gue. Pusing gue sama ini laptop. Nyerah!”

“Sip lah beres. Nanti gue benerin. Eh, berangkat sekarang yuk. Sudah mulai mendung nih.”

“Yuk. Awas kalau ngebut.”

“Sip, bos. Kalau takut, peluk aja. Rugi, rugi deh gue.”

“Hih!”

Ku peluk tas ku dengan erat.



Tangerang, 14 Oktober 2012.

No comments:

Post a Comment

Comment please! :)