Monday, March 19, 2012

A Home Away From Home

"Kadang, kita menemukan rumah justru di tempat yang jauh dari rumah itu sendiri. Menemukan teman, sahabat, saudara. Mungkin juga cinta.
Mereka yang memberikan rumah itu untuk kita, apa pun bentuknya."

-Life Traveler, Windy Ariestanti


Saya teringat bagaimana rasanya saat hari pertama bekerja di perusahaan pertama tempat saya bekerja. Kurang lebih empat setengah bulan yang lalu.

Deg-deg-an.

Selalu ada rasa yang beragam saat memulai sesuatu yang baru.
Grogi, senang, takut, penasaran.

Saya ingat, saat masih sekolah, hari pertama masuk ke jenjang sekolah yang baru selalu membuat saya bersemangat sekaligus khawatir.
Apakah teman sebangku saya nanti menyenangkan? Apakah saya akan mempunyai banyak teman?

Kontradiktif. Senang tapi takut. Penasaran tapi khawatir.

Dan semua ketakutan dan kekhawatiran itu akan hilang seiring dengan berlangsungnya proses...

Adaptasi? Yes.

Pada beberapa orang, proses tersebut dapat berlangsung cepat. Dan sayangnya, pada saya pribadi, proses itu memakan waktu yang tidak sebentar.

Saya, seorang fresh graduated yang belum mempunyai pengalaman kerja kecuali magang, setelah 3 setengah bulan luntang-lantung mengikuti belasan psikotes, interview, dan rangkaian seleksi penerimaan pegawai, akhirnya merasakan juga "hari pertama sebagai pegawai suatu perusahaan".

Legaaaaaaaaaaa.

Akhirnya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan "Udah lulus ya? Kuliah lagi atau kerja? Oh, kerja dimana?" tidak lagi dengan perasaan tertekan.

Dan kalau tidak sengaja bertemu adik kelas di jalan, dengan bangganya pasang muka udah-kerjaaaaaa-looooohhh-sekaraaaaaaang.

Keren ya? Oke? Sip.

Balik lagi ke adaptasi.
Dimulai dengan berkenalan dengan partner kerja di kantor di berbagai divisi, berkenalan dengan bos, bosnya bos, bosnya bosnya bos, dan mulai kesulitan menghafal nama seperti biasa.
Mendapat kalimat "Selamat Datang!" dengan perasaan luar biasa. That was such a great feeling.

Lalu apa yang dilakukan setelah berkenalan?
Pastinya ngobrol-ngobrol standard dulu dong. Nama panggilan, tempat kuliah, jurusan, tempat tinggal, hobi, warna kesukaan, makanan kesukaan, artis favorit, patas favorit. Yaaaa, sekalian promo isi CV.

Setelah kehabisan bahan obrolan standard??
Semua kembali ke kerjaan masing-masing. Sibuk sibuk sibuk.
Dan saya yang belum mendapat tugas apapun, juga sibuk mencari "pick-up line" untuk mengajak ngobrol mas/mbak yang terlihat tidak terlalu sibuk untuk diajak sibuk-sibuk ngobrol bersama saya yang tidak sibuk. #rumit
Kalau kehabisan bahan, pasrah nunggu diajak ngobrol duluan.

Satu jam...
Dua jam...
...

Empat jam kemudian, saya resmi bosan sodara-sodara.
Bila tidak ingin disebut resmi, baiklah, saya akan bilang, "Mamaaaaaah akuu beteeeeeee".

Begitu rasanya. Awalnya grogi, penasaran, takut, lalu senang, terus bete.

Tapi jangan salah duga dulu, setengah hari setelahnya, tanpa dinyana-nyana saya sudah merasa sangat nyaman.
Dua hari setelahnya, sepulang kerja saya selalu memikirkan,

"Asiiiiiiik besok ngantor lagiiiiiiiiihhhhhhh". :D

Serius.

Suasana kantor yang seperti ini tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Kekeluargaan! Itu kesan pertama yang saya dapat.
Tidak seperti kantor-kantor lain yang kaku antara karyawan dan atasan.
Di sini, seakan tidak ada batasan. Ya itu, seperti keluarga.
Mungkin karena kebersamaan mereka yang 'lebih' dibanding dengan kantor lainnya, mungkin ya.
Bagaimana tidak, jika pada perusahaan lain jam kerja normal adalah pukul 8 - 5 sore, jam kerja di sini memang kurang 'normal'.
Weekend pun sebagian besar dihabiskan di kantor. Bermalam di kantor sudah hal yang biasa.
Memang benar-benar seperti rumah yang kedua.


Can I said that I love you all so damn much??
Saya merasa menjadi "saya" yang sebenarnya. Baik itu Daus, Dida, Firda, atau Okta. Senang dan nyaman, itu yang saya rasakan.

Oh iya, saya baik-baik saja.
Saya tetap Daus yang bader dan mudah ge-er-an.
Daus yang mudah menguap saat dijelaskan sesuatu yang rumit dan panjang.
Daus yang gampang bosenan dan mondar-mandir kalau tidak ada kerjaan.
Daus yang mudah ngembeng dan kadang sensian.
Saya tetap Daus yang sok prinsipil dan tidak akan merebut sesuatu yang bukan hak saya.
Saya tetap Daus yang kalian dulu kenal. Kalaupun ada yang berubah, I think it's normal. :)

Terima kasih untuk semua ilmu yang kalian share, juga pelajaran hidup yang kalian ajarkan. :')
Kalian semua pribadi-pribadi luar biasa, dengan segala keistimewaan yang selalu membuat saya merasa 'terlanjur' betah.

Pak Dudi, Pak Budi, Pak Ustadz, Mas Andri, Mas ade, Mas Ronald, Mas Agus, mas Firman, mas aQeent, Mas Purna, Fadhil, Mas Rama, Mas Irham, Mas Haris, Pak Iwan, Mas Ijal, Mbak Ajeng, Mbak Budi, Mbak Ika,Mbak Yati, Ade, Devi dan Iis, juga seluruh tim Diknas 2; QC Dokumen, QC MP, QC DE, DE, foto, Adops, GIS, SDM, yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Terima kasih yang tak terhingga. Kebersamaan dengan kalian akan selalu saya ingat.
Semoga silaturahmi kita tetap terjaga. :')


Sekarang, beberapa waktu lagi saya akan merasakan kembali rasanya "hari pertama". Kembali masuk ke lingkungan baru bertemu orang-orang baru pula. Dan lagi, adaptasi akan menemani hari-hari saya ke depan.
Akankah saya akan menemukan 'rumah' dan keluarga baru yang sama menyenangkannya?

Semoga. :')

3 comments:

  1. horayyy, saya yg pertama.,,,
    nama saya ada loh dia atas,,,,:P

    Question: Who gave you the name of Daus?
    Answer: ........;p

    ReplyDelete
  2. wah saya dapet Premium neh,.. yg pertamax koneksi dewa,.. hehehe..
    anyway thank's a lot for being our familly,.. be yourself Oktarina elsa firdausi,.
    Dan semua ketakutan dan kekhawatiran itu akan hilang seiring dengan berlangsungnya proses.. my fav quote..

    Miss u...

    ReplyDelete
  3. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Hargailah hari kemarin,mimpikanlah hari esok, tetapi hiduplah untuk hari ini.,
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    ReplyDelete

Comment please! :)