Hei kamu, apa kabar? Baik? Alhamdulillah.
Kabar saya? Alhamdulillah luar biasa. Saya
masih Firda dengan tugas rauwis-uwis yang membelenggu, yang slogannya seperti
lagu nasionalis, 'gugur satu tumbuh seribu'.
Oke, mari lupakan tugas sejenak.
There's maaanyyyy things I wanna share in here.
Let's say, mungkin ini sejenis
curhat. Walaupun agak menggelikan sih. "Kok curhat di blog? Nanti ketauan
dong." Nah itu dia, menurut saya menulis personal
life di blog itu semacam guilty pleasure. Semangat nulis
berbekal keyakinan, "Ah, paling gak ada yang baca". Dan kemudian
setelah posting ada yang komentar, "Oooo my God kenapa
ada yang bacaaaa siiihhh kan maluuuu.". Aneh memang, kalau gak pengen ada
yang tau kenapa dipublish di blog. Hahaha.
Tetapi walaupun begitu, saya tetap setia dengan
blog ini. Dari pertama kali saya mengenal blogging dari 'Kambing Jantan'nya Raditya Dika
dan memutuskan untuk membuat blog sendiri sampai dengan sekarang, saya tidak
berpikir untuk beralih hati membuat akun lain entah di wordpress, Tumblr, atau
sejenisnya. Alasannya cuma satu, biarkan semuanya terdokumentasi di sini. Dari
masa-masa alay ketika SMA, kuliah, jobseeker hingga sekarang sudah bekerja. Jadi
jika nanti suatu saat saya lupa ingatan, ketika membaca blog ini saya akan
tersenyum dan menggumam, "Ah ya, been
there done that.". :')
Menyenangkan jika mengingat kembali masa-masa
tersebut, bagaimana saya menemukan 'keluarga' yang tidak pernah saya duga
sebelumnya.
Posting saya yang berjudul "A Home Away From Home",
merupakan tulisan perpisahan saya dengan rekan-rekan di tempat bekerja
sebelumnya, tempat saya menemukan rumah dan keluarga dan juga kekhawatiran saya
memasuki lingkungan baru, yaitu tempat saya bekerja saat ini.
Kemudian bagaimana kelanjutannya?
Hehe. Saya menyadari, ternyata adaptasi itu hanya masalah waktu. Menyenangkan atau tidaknya suatu tempat atau lingkungan pun kembali pada diri kita sendiri. Di sini, saya kembali masuk dalam sebuah keluarga, tepatnya keluarga besar. Cukup besar untuk saya yang di rumah hanya memiliki tiga orang anggota keluarga inti.
Untungnya, saya tidak sendiri. Ada enam orang tidak beruntung lainnya
yang memiliki nasib yang sama dengan saya. Kemudian kami bertujuh bersatu,
menyamakan tekad, menyatukan kekuatan, membuat kostum, membentuk girl
and boy band lalu menguasai
dunia. Hahahahahahahahahahaha~
Oke, itu berlebihan.
Nasib kami dipersatukan oleh kesamaan hak dan
tanggung jawab yang berlabel Trainee selama satu tahun. Banyaknya
kegiatan yang kami lakukan bersama membuat kami memiliki kedekatan lebih dan
kemudian mendeklarasikan diri sebagai Geng, yang
nantinya akan menguasai dunia.
Hmm... Saya tidak tahu apakah saya saja ataukah
mereka juga merasakan hal yang sama atau tidak. Yang jelas, I feel
blessed to have their in my life. :')
Walau kadang muncul beberapa pemikiran possesif
mengganggu tentang keberlangsungan Geng jika salah satu, dua, tiga, empat,
lima, enam, tujuh, dari kita berkeluarga dan memiliki 'hati-hati' yang harus
dijaga. Hehehe.
Geng masih bisa eksis gak ya?
Tentu bisa. Jadi nanti anak-anak kita
temenan, satu sekolah, satu geng juga, dan kemudian apaaaaah? (((menguasai
dunia, yeah!)))
*
Wherever you feel peacefulness, you might call
it home.
And, yes. This is home.
And, yes. This is home.
Bersama mereka, saya bukan hanya sekadar
menemukan rumah dan keluarga, lebih dari itu.
Bersama mereka, saya merasa pulang.
No comments:
Post a Comment
Comment please! :)